Well, edisi malam minggu ceria yah..malam minggu terakhir di bulan
yang suci ini. Yah, ga tau kenapa ya..malam ini kok agak flu.
Mungkin karena cuaca di Jogja cukup galau, dan aku juga lumayan
GeGaNa (Gelisah, Galau, Merana) hahahahaa. Bercanda ding :p
Well, ga tau kenapa ya, beberapa hari ini bulu mataku rontok se.
Semoga aku baik-baik saja yah. Aamiin..
Well, sesuai dengan janji tulusku ke temen-temen semua..Ini kisah
penutup yah. Yah, aku punya banyak pertimbangan aja se. Demi menjaga
privasiku di masa kini dan masa depan hahahaha. Oke, mari kita lanjutkan
Yuk mariiii…
Ramadhan 1999 memang tak pernah terbayangkan oleh Shifa. Namun, di tahun
itulah dia merasakan betapa indahnya kasih sayang-Nya. Walau mustahil
untuk mencuri hati Mas Klose, tapi Shifa tidak memaksa. Dia menyadari,
jalannya masih panjang. Masih ada SMA, Kuliah, Kerja. Walaupun begitu,
rasa yang ada dihatinya benar-benar tak dapat dipungkiri. Hatinya bahagia
jika bertemu dengannya. Hatinya rindu jika dia tak bersua dengan Mas Klose.
Walau jarang bercakap (karena emang Shifa pemalu bgt), hanya menatap
wajah rupawan Mas Klose, itupun cukup.
Setelah lebaran, Shifa membuat pengakuan kepada Jane, sahabatnya. Ternyata,
Jane sudah paham kalau memang Shifa ada ‘sesuatu’ dengan Mas Klose. Walau
mungkin Mas Klose ga punya perasaan apapun kepada Shifa, rasa sayang yang
ada dihati Shifa sangatlah mendalam. Bertahun-tahun Shifa bertahan dalam
perasaan ini. Mulai dari SMP- awal kuliah/tahun 2005. Cukup lama bukan
untuk ukuran cinta monyetnya ABG??? Bayangkan saja, 1999-2005 bukanlah
waktu yang singkat ya.
6 tahun menanti dan tak pasti
6 tahun menjaga hati dalam sepi
6 tahun melewati hari-hari sendiri
6 tahun penantian semu..
Tapi biarlah, lama-kelamaan Shifa menyadari, bahwa Shifa bukanlah tulang
rusuk Mas Klose yang hilang. Namun Shifa percaya, segala yang dia lakukan
tidak ada yang sia-sia. Mungkin, dalam 6 tahun penantiannya, dia belajar
arti kesetiaan dalam ketidakpastian. Anngap saja seperti itu. Shifa hanya
bisa mengambil hikmah di setiap kejadian yang menimpanya, meski perih di
hati. Namun, biarlah Allah mengambil rasa cinta yang selama 6 tahun dia
pendam.
Seperih apapun hati seorang wanita, Shifa merasakan rasa syukur yang tiada
tara. Dengan menyayangi Mas Klose, Shifa bisa ngaji dengan lancar, lebih
paham terhadap agama. Mungkin itulah hikmah dari perasaan sayangnya kepada
Mas Klose. Dan memang benar, CINTA TAK PERNAH MEMAKSA…
TAMAT