Kaktus dan Cinta

Well, lagi-lagi di edisi Malming penuh kerjaan ini, aku hanya ingin memberikan sesuatu yang cukup serius deh. Yah, dari judulnya aja kan dah kelihatan kok. Intinya, aku ingin membahas tentang filosofi mengenai kaktus dan cinta. Tapi sebelumnya, maafkan daku jikalau aku hanya meng-copas dari sumber lain. Tapi tenang, PASTI aku sertakan sumbernya di akhir tulisan ini.

Mungkin aja, ada beberapa yang kurang setuju apabila cinta itu dianalogikan dengan kaktus. Mengingat, kaktus itu berduri. Tapi bagiku, justru karena kaktus-lah aku teringat akan sesuatu (kebetulan se, aku melihara kaktus sejak 2 tahun lalu). Dan jujur, aku suka banget melihara kaktus. Menurutku, kaktus itu tumbuhan yang imut. Loh, kok gitu??Kan berduri..Justru durinya itu, yang membuat dia semakin indah dan imut hehehehe.

Ngomong-ngomong tentang kaktus peliharaanku, aku dulu punya banyak kaktus (ada 7 kalo ga salah). Yang 6 sudah layu (karena kaktus mini ini butuh inang, jadi akarnya ga kuat). Akhirnya, aku ikhlaskan kepergian mereka (lebay). HANYA ADA 1 KAKTUS YANG MASIH HIDUP DAN TUMBUH MAKIN BESAR. IYA, HANYA ADA SATU. Namanya adalah si ‘Jendol’.  Ini adalah fakta. Ini dia buktinya:

Ini dia filosofinya (yang sempat membuatku terdiam cukup lama, karena aku jadi insyaf hehehehe):
Mari kita analogikan….

Menjaga keharmonisan cinta bagaikan memelihara sebuah kaktus yang berduri. Semakin besar sebuah kaktus, akan semakin banyak duri yang tumbuh.. Begitulah Cinta, semakin besar rasa sayang yang kita tanamkan, akan semakin besar ujian (permasalahan) yang kita hadapi.. Namun, apakah kita menyadari bahwa kaktus akan terlihat semakin indah dengan durinya, itulah daya tarik sebuah kaktus sebagai tanaman yang unik.

Begitu juga halnya dengan cinta. Semakin banyak permasalahan yang kita hadapi, akan semakin mempererat hubungan kita, apabila kita menyadari arti kebersamaan sesungguhnya, “Belajar untuk mengintrospeksi diri dari apa yang telah terjadi dan Belajar untuk memiliki HATInya bukan sekedar ORANGnya”.

So.. tetaplah bertahan, mulailah belajar untuk saling menghargai. Tumbuhkan bunga hati bersama pasanganmu, layaknya bunga kaktus yang tumbuh dengan indah diantara durinya. Sekarang tersenyumlah untuk orang yang kau cintai, meski hanya di dalam hati. Karena hati takkan pernah bohong…. (sumber)

Well, pertanyaanku adalah : mampukah kita bertahan diantara duri, seperti bunga kaktus yang tumbuh diantara duri-durinya?? Aku sadar, ga mungkin lah hidup tanpa masalah (pa lagi kita ini sehat jasmani dan rohani, Insya Allah)….hehehe..Begitu juga sama urusan cinta. Yah, walau pengalamanku cukup minim se…Tapi setelah aku memahami filosofi cinta dan kaktus, aku menyadari bahwa: makin besar cinta, makin banyak juga durinya. Jangan cuma mau enaknya, atau manisnya aja. Mungkin, aku harus benar-benar belajar menghargai , iya..saling menghargai gitu deh.

Well, harapanku se…semoga ada orang yang mau membantuku memindahkan kaktus yang makin besar itu ke pot yang lebih layak. Karena, sejak aku beli kaktusnya 2 tahun yang lalu di Bandungan, pot-nya belum sempet aku ganti. Alasanku se, takut menyakiti kaktusnya. Hehehehe. Moga-moga si Jendol pindah ke pot baru yah…biar dia makin besar dan makin kokoh, terus berbunga indah (karena si jendol belum pernah berbunga se, mungkin karena dia minta pot yang lebih gede :D). Sabar ya, Jendol….hehehehe..

Well, udahan dulu ya edisi kali ini. Jumpa lagi di kesempatan laen yang ga kalah konyolnya hehehe. Selamat bermalam minggu buat teman-teman semuanya…Terima kasih dan sampai jumpa :kiss :peluk