Well, walaupun mata cekung, hidung mampet, muka pucat pasi, tetep aja aku ga mau diam. Maklumlah, rasanya malah tambah sakit kalo cuma diam hahahahaha (bandel banget ya). Tapi tenang aja, kebandelanku ga membuat repot orang lain kok Insya Allah. Edisi kali ini, walau emang ibarat kesambar petir di siang bolong, aku mau menuliskan tentang makna C I N TA (cuma copy paste dari buku Berjuta Rasanya). Definisi cinta menurutku adalah
“Walau mata tak sanggup melihat, namun bisa dirasakan oleh hati. CINTA yang tulus akan memberi energi positif bagi umat manusia.” (Nadine Shafira)
Well, oke..daripada ngomongin rumus logika fuzzy yang membuatku makin pusing dan kribo, mari kita simak beberapa kalimat tentang definisi cinta :
“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, meggetarkan jantung. Hanya orang – orang yang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.”
Komentarku: Busyet, lebe juga ya. Tapi ga ku pungkiri, saat aku remaja dulu..emang aku pernah merasakan cinta yang sampai membuatku tersipu malu (padahal tau kan, kalo aku ga tau mau :ngakaks). Ga berani jika aku menatap matanya yang tajam, deg-deg-an ketika ku dengar suaranya. (Masa lalu kok, sekarang dah enggak :ngakaks)
“..ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik, hati yang cantik… Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari kecantikan hati tersebut.”
Komentarku : Ini bener banget. Hati memang harus selalu cantik. Inilah sebagai permulaan istilah yang sering kita sebut inner beauty.
“Mungkin ada benarnya juga buku – buku itu bilang. Orang – orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri.”
Komentarku : 100% bener. Seperti yang udah aku bahas di edisi sebelumnya, terkadang ketika kita jatuh cinta, kita terjebak oleh ilusi yang disebabkan oleh hatinya sendiri. Contohnya adalah, kita Ge-Er tanpa alasan yang masuk akal. Contohnya adalah : terlalu melayang ketika orang yang kita cintai tiba-tiba SMS nanyain tugas kuliah, lalu hati berbunga-bunga deh.
“Ya Tuhan, aku sempurna tertikam oleh ilusiku sendiri. Pengkhianatan oleh hatiku yang sibuk meguntai simpul pertanda cinta.”
Komentarku : Hati-hati aja kalo udah tahap ini. Siap-siap ke dokter cinta deh (Allah SWT).
“Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak ada satupun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru nggak ada sat pun teman untuk membagi kebahagiaan tersebut.”
Komentarku : Iya. Bagiku, sendirian ketika kita berbahagia lebih menyedihkan jika dibandingkan kesendirian ketika kita bersedih. Karena, aku lebih suka berbagi kebahagiaan daripada kesedihan. Urusan kesedihan, cukup aku, orang yang kupercaya, dan Allah SWT yang tau.
“Kakek, apakah cinta itu memberi, seperti yang selalu Kakek lakukan saat memberi makan ayam – ayam?” “Tidak. Karena kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun memiliki perasaan cinta, tetapi kau takkan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.”
Komentarku: Iya, bener banget. Aku ga bisa menjabarkan secara rinci karena maknanya sudah jelas.
“Kakek, dari kota manakah cinta datang?” “Tidak ada yang tahu, Sayang. Cinta sejati datang begitu saja, tanpa satu alasan apapun yang jelas!”
Komentarku: Iya…ga tau deh cinta itu datengnya dari kota mana. Hahahahahaha.
“Kakek, apakah cinta itu seperti musik?” “Ya. Ia seperti musik, tetapi cinta sejati akan membuatmu selalu menari meskipun musiknya telah lama berhenti.”
Komentarku: Makanya, karaokean aja hahahahaha.
“Ya, cinta seperti hantu. Semua orang membicarakannya, tetapi sedikir sekali yang benar – benar pernah melihatnya.”
Komentarku: Waduhhhh…..kirain apa…maksudnya, bukan ‘hantu’ yang sering kita lihat di fim horor se. Tapi begitulah cinta…
“Kakek apakah cinta sesejuk air sungai ini?”
“Ya. Cinta sejati memang seperti air sungai, sejuk menyenangkan, dan terus mengalir. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti. Semakin lama semakin besar karena semakin lama semakin banyak anak sungai yang bertemu. Begitu juga cinta, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya.”
“Kalau begitu ujung sungai ini pasti ujung cinta itu?”
“Cinta sejati adalah perjalanan, Sayang. Cinta sejati tak pernah memiliki tujuan.”
Komentarku: Ga bisa berkata apa-apa deh, karena udah jelas.
“Apakah cinta sejati itu? Apakah ia sebentuk perasaan yang tidak bisa dibagi lagi? Apakah ia sejenis kata akhir sebuah perasaan? Tidak akan bercabang? Tidak akan membelah diri lagi? Titik? Penghabisan? Bukankah lazim seseorang jatuh cinta lagi padahal sebelumya sudah berjuta kali bilang ke pasangan – pasangan lamanya, “Ia adalah cinta sejatiku!”
Komentarku: Aku ga tau definisi cinta sejati. Yang aku tau, cinta sejati itu hanya untuk-Nya.
“Kakeknya berbohong. Cinta tidak seperti air sungai, sejuk, dan menyenangkan. Baginya, sekarang cinta lebih sepert moncong meriam. Sesaat lalu melontarkannya tinggi sekali hingga ke atas awan, tetapi sekejap kemudian menghujamkannya dalam – dalam ke perut bumi.”
Komentarku: berani jatuh cinta, HARUS berani patah hati. Itu dah hukum alam kok. Jadi ya, siap-siap aja.
“Cinta memang tidak pernah adil,” keluhnya terluka.”
Komentarku: Terkadang, memang seperti ini. Makanya, jangan terlalu lama terjebak dalam ilusi yang disebabkan oleh hati yang sedang berbunga-bunga.
Well, itu dia cuplikan dari Novel Berjuta Rasanya. Lumayan panjang juga se, tapi cukup memberikan pengetahuan kepada kita, apakah cinta itu hehehe. Walau sudah didefinisikan, tapi kata C I N T A senantiasa ada di benak kita (ga usah munafik ya). Btw, berhubung sudah waktunya untuk istirahat, maka sampai disini edisi konyol hari ini. Sampai jumpa di edisi selanjutnya :kiss :peluk