Well, berhubung hujan, maka topik yang menarik adalah tentang hujan air mata. Hahahaha. Yah, walau sebenernya hari ini ada air mata, tapi entah mengapa, lega rasanya kalau udah menangis. Toh, aku juga ga kan pasang wajah mewek di hadapan temen-temen hehehehe. Yang jelas, aku ingin berjalan dalam hujan sehingga orang-orang tidak tau kalau aku sedang menangis. Yup, tapi aku belum sempet hujan-hujanan :ngakaks. Tapi jujur se, akhir-akhir ini, tiap aku menangis, pasti turun hujan. Deres pula. Ga tau kenapa (lebay dikit gpp ya).
Sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk yang tak pernah puas (mungkin ini memang kodratnya kali ya) manusia sering mendambakan hal-hal yang terkadang di luar kemampuannya, dan saat hal-hal yang diinginkan tersebut tidak menjadi kenyataan dan malah jadi kebalikan, seringkali manusia merasa ini adalah kegagalan dan sesuatu yang amat menyedihkan… Maka tak ayal, manusia pun menangis.
Tak mengapa, menangislah!!!
Kenapa harus merasa cengeng saat kita meneteskan air mata. Toh sejak kecil kita sudah terbiasa menangis. Saat kita masih bayi, menangis adalah cara terbaik untuk memberitahu bahwa kita lapar, haus atau sekadar minta digantikan popok. Kita juga terbiasa menangis jika orang tua kita tak membelikan mainan yang sangat diinginkan. Menangis juga kita lakukan saat uang jajan kita kurang dari biasanya. Dan masih banyak lagi airmata mengalir, saat gagal ujian mungkin,patah hati, atau saat ditinggal orang tercinta.
Sekarang, menangis mungkin juga cara terbaik untuk memberi tahu kepada Allah, bahwa kita begitu lemah dan akan sangat bergantung kepada-Nya…
Tak apa, menangislah!!!
Air mata itu mungkin saja diciptakan untuk menyadarkan manusia agar senantiasa mengingat Allah. Titik-titik air bening dari mata itu bisa jadi adalah teguran Allah terhadap riak kenistaan yang kerap mewarnai kehidupan ini. Seperti Allah menurunkan hujan dari langit, untuk mengairi bumi dari kekeringan. Seperti itu juga tangis manusia, akan membasahi kekeringan hati dan melelehkan kerak kegersangan agar senantiasa menghadirkan kembali wajah Allah yang mengiringi setiap langkah ini selanjutnya.
Tak perlu sungkan, menangislah… mungkin airmata itu akan mampu merontokkan bongkah-bongkah keangkuhan dalam dada ini sehingga semakin menyadarkan kita bahwa hanya Allah-lah yang punya segalanya…
Biarlah airmata itu terus menetes, toh dengan itu hati ini akan semakin basah dengan ketawadhuan, qanaah, juga menumbuhkan cinta terhadap sesama…
Mungkin airmata itu akan semakin membanjiri setiap relung hati ini dengan kesadaran akan kembali kita kepada-nya…
Dan semoga airmata itu akan membersihkan debu-debu pengingkaran yang menyesaki kelopak mata kita ketika seringkali kita lupa bersyukur atas setiap nikmat-Nya…
Ada saatnya kita tidak bisa menahan air mata, karenanya biarkan saja ia mengalir…
Tak perlu diredam dan tak usah disangkal…
Meskipun tidak mengubah keadaan, meskipun sama sekali tidak menebus kesalahan, tapi menangis dapat meredakan sakit 🙂
Nah, itu dia tulisan yang kuambil dari sini. Bener kan, menangis itu wujud keterbatasan kekuatan manusia. Inget ya, ga perlu minder kalau kita menangis. Ini berlaku buat cowok maupun cewek. Pernah ada pertanyaan kepadaku, “Nadine, gimana pendapatmu kalau ada seorang pria yang menangis?”. Well, oke lah kalau begitu..jawabanku adalah (tentunya, kasus pria sehat jasmani dan rohani):
Bagiku, seorang pria yang menangis itu menandakan bahwa hatinya lembut. Dia menyadari, bahwa kekuatannya terbatas. Aku ga kan menilai dia cengeng. Ga, ga akan pernah. Justru, dia bisa menyeimbangkan antara emosi dan jiwa maskulinnya. Pria seperti itu mampu mengungkapkan/mengkomunikasikan perasaan melalui kata-kata ataupun kasih sayang. Menurutku, pria yang seperti ini lebih mudah diajak komunikasi deh. Kenapa??karena ga cuma nurutin ego maskulinnya. Jadi, menangislah wahai pria, jika itu membuatmu lebih baik.
Well, hal terakhir yang ingin aku sampaikan adalah :
Menangislah, selagi bisa membuatmu tenang dan lebih baik. Karena pada dasarnya,menangis tidak akan melunturkan tingkat ketampanan dan kecantikan. Sekian dan terima kasih.